Selasa, 15 November 2011

3 Moment 1 Waktu

Hari minggu, 06 November 2011. Bertepatan idul adha, Ultah suami, dan 100 hari putri kecilku tercinta. Hari mulia, berkurangnya hidup, dan kehilangan. Subhanallah… tidak ada yang kebetulan semua sudah direncanakan Allah s.w.t. Semoga satu hari yang Engkau ciptakan ini ya Allah, moment yang begitu bermakna dalam hidupku. Menjadikan berkah bagi suami, anakku dan seluruh umat manusia aamiin… Pagi hari menjelang sholat id, aku memberi kejutan untuk suami tercinta, kado kecil yang tak seberapa tapi aku berharap suamiku suka. Ternyata begitu adanya, suamiku terkejut juga bahagia, akupun mengucapakn selamat Ultah suamiku (semoga umur abi makin barokah dan juga bermanfaat dapat membimbing istrimu ini dengan baik, serta segera kita diberi keturunan lagi bila Allah berkenan dan mengizinkan aamiin…) haru dihatikupun memuncak saat ingat putri kecil kami.(akupun menangis dalam pelukan suamiku, dalam dekapannya dia berkata: “sabar ya sayang, dede sudah bahagia di sana. Semoga adeknya dede nyusul menjadi pelipur lara kita ya….”) Bagaimana kabarmu di sana nak, pasti dirimu sangat bahagia sekali… Umi kangen…

Kamis, 15 September 2011

Wajah Sang Alim Ahli Neraka

Di sebuah kota X ada sebuah perguruan tinggi agama islam. Disana ada seorang pelajar yang sangat pintar, ya.. bisa dibilang genius. Sebab hampir di segala bidang dialah yang nomor satu. Semua orang kagum akan kepintarannya. Hampir semua guru yang mengajarnya pun takjub dan heran. Sebab tak ada sedikit pun hal yang ia tak mengerti. Namun suatu saat, di dalam kelas sedang proses belajar-mengajar. Seorang guru sedang menjelaskan, namun tiba-tiba pelajar genius ini menyela. “Lho ustadz, bukannya begini… begini… ya..??”, dengan nada sombong & angkuh. Lalu ustadzpun berkata, “kau berada dalam kekufuran nak…”. Semua murid heran, sebab yang dibilang temannya itu kebenaran. Ya ustadz kan juga manusia, jadi juga bisa ada kekurangan dalam menjelaskan. Namun tetap saja para murid agak tidak menerima perkataan ustadz pada pelajar genius itu. Kejadian itu menjadi pembicaraan antar pelajar lainnya. Beberapa hari kemudian, tiba-tiba pelajar genius itu hilang dari ma’had. Semua teman-temannya bingung mencari. Namun tak ada yang tau kemana perginya. Termasuk teman terdekatnya. Akhirnya, ada tiga pelajar yang menjadi teman dekat si pelajar genius datang menemui ustadz yang pernah disela oleh si pelajar genius. Mereka bertanya, “yaa ustadz… si fulan ini sudah beberapa hari ini tidak ada di ma’had, apakah ustadz tahu?”. Ustadz menjawab “carilah dia di suatu daerah yang disana hanya terdapat orang-orang non muslim, pergilah dan jemputlah teman kalian”. Tiga utusan itu pun berangkat ke tempat yang diisyaratkan ustadznya. Lama nian mereka mondar-mandir di daerah itu, tapi tidak menemukan. Namun ketika mereka ingin beranjak keluar dari daerah itu mereka bertemu dengan seorang bapak-bapak. Mereka pun bertanya “Maaf, apa bapak pernah melihat orang yang begini-begini… (menyebutkan ciri-ciri teman yang mereka maksud). Bapak menjawab “ooo… pemuda itu..sudah beberapa hari ini ada di atap bangunan itu. Langsung saja mereka menuju tempat itu, ternyata benar si pelajar genius ada di sana. Dari belakang punggungnya, teman-temannya mencoba membujuk ia agar mau kembali ke ma’had. Namun tetap tidak mau seraya berkata “aku mau tetap disini, aku ingin mati kafir, aku tak percaya lagi dengan namanya Allah, islam…” Na’udzubillahimindzalik….Salah satu temannya langsung meloncat ke bawah gedung itu karena tak kuat mendengar kata-kata itu. Temannya yang kedua lagi pingsan karena melihat wajah si pelajar genius berubah menjadi wajah ahli neraka. Namun satu temannya lagi tetap bertahan menunggu dan membujuk dia agar mau tobat. Hari berganti hari,bujukan demi bujukan tak ia indahkan.Sampai akhirnya ia mati dalam keadaan kafir.Na’adzubillahimindzalik. Beginilah kisah tentang seorang alim yang tak punya adab pada gurunya. Sebab sepintar-pintarnya seseorang ia harus tetap hormat dan ingat bahwa yang menjadikannya pintar juga termasuk peran guru. Sumber: dari adik saya (Aisyah Ahmad)

Jumat, 26 Agustus 2011

Kasih Tak Sampai

Pemuda ganteng, shaleh, taat dan bertanggung jawab, itulah dambaan dari setiap putrid remaja. Sudah macho, tajir lagi.

Di salah satu ibukota propinsi, ada seorang professional muda seperti itu, rajin beribadah, giat, sopan santun, hormat dan bahkan ‘alim.

Pemuda ini mengadakan kunjungan kerja ke suatu daerah. Dalam pertemuan orang banyak itu, tampak ada satu wanita yang cantik dan menarik hati. Dan akhirnya berkenalan. Sebutlah namanya Putri.

Dari pandangan mata kedua muda-mudi ini memancar sinar yang menembus hati mereka. Benih cinta yang ada di dalam hati pemuda ini seperti tersiram hujan, lalu tumbuh mengeluarkan aroma ke seluruh anggota tubuh. Putrid pun merasakan hal yang sama, tetapi dia bisa menyembunyikan perasaannya.

Selang beberapa waktu, datan utusan pemuda ke rumah orang tua Putri untuk menanyakan statusnya dan hendak meminangnya. Utusan tersebut mendapat penjelasan bahwa orang tua Putri sudah punya perjanjian akan menikahkan anaknya. Putri sudah dijodohkan dengan anak laki-laki saudaranya (anak pamannya).

Kandas sudah niat pemuda itu untuk menyunting Putri. Padahal cinta yang sudah terlanjur tumbuh tidak mungkin ditebang, aroma cinta yang sudah memenuhi sudut-sudut hati tak mungkin disumbat.

Dibiarkan rasa cinta itu tetap tumbuh apa adanya, karena cinta tidak harus memiliki. Rencana perjodohan orang tua Putri tidak bisa mematikannya.

Begitu juga dengan putrid. Dia sadar, kalau orang tuanya telah menjodohkan dengan anak pamannya. Tetapi pandangan cinta pertamanya tak mungkin terhapus begitu saja. Dibiarkan cintanya kepada pemuda kota it uterus berkembang. Apalagi kepastian kapan pernikahan dengan anak pamannya juga belum jelas. Bahkan Putri menyangsikan akan kesungguhan anak pamannya.

Keduanya semakin subur cintanya, walaupun tidak pernah bertemu lagi setelah pertemuan yang pertama. Cinta itu bersemi dalam perasaannya masing-masing. Keduanya saling menunggu. Putri menunggu ungkapan kata hati pemuda. Begitu juga sang pemuda. Hingga akhirnya Putri mengirim surat.

Bagai orang yang dimabuk kepayang, dibuai rasa cinta, sungguh betapa indahnya kata-kata yang tertata dalam ungkapan. Di sana ada kata sanjungan, ada kata pujian, ada kata-kata mutiara, ada manja dan segala macamnya, bagai pujangga. Intinya berbunyi:”….. telah datang kepadaku firasat bahwa kamu sangat mencintaiku, akupun demikian, cintaku padamu menjadi cobaan yg berat yg harus kutanggung. Siang jd pikiran, malam jd impian. Aku mau makan ingat kamu, aku mau tidur ingat kamu, aku mau pipis ingat kamu (seperti nyanyian aja). Di dadaku ada kamu, diotakku ada kamu, di kamarku ada kamu, dimataku ada kamu (nyanyi lagi). Jika kamu berkenan, aku akan datang menemuimu, atau jika kamu mau, datanglah padaku, temuilah aku segera, aku setia menunggu kedatanganmu”.

Kepada orang yg menyampaikan surat, pemuda itu berkata:” sesungguhnya aku jg sangat mencintainya. Apa yg dirasakan olehnya sama dengan apa yg aku rasakan. Bahkan mungkin cintaku lebih berat. Tidak mungkin aku memilih salah satu dari kedua permintaan Putri. Mendatangi putrid, atau dia datang padaku. Sampaikan pesanku dari firman Allah!
Katakana: sesungguhnya aku tacit akan azab hari yg besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku (Al-An’am:15).

Apalagi Putri sudah dijodohkan. Tidak boleh laki-laki bertemu dengan wanita yang bukan mahramnya. Utusan itu segera pulang dan menyampaikan apa yg telah disampaikan oleh sang kekasih putri terkagum-kagum dan berkata:”aku tahu sekarang, dia tidak saja tampan tetapi juga zuhud, takut kepada Allah. Demi Allah, tidak ada yang berhak menjadi suamiku selain dia, hanya diayang mempunyai keistimewaan, sedangkan yang lain semuanya sama.

Sejak tahu akhlak kekasihnya itu, putri memutuskan seluruh urusan keduniaan. Semua kehidupannya dibalut dengan urusan akherat. Pakaiannya adalah taqwa. Hiasanya adalah amal shaleh. Bersamaan dengan itu, putri semakin menggelora cintanya. Cintanya bukan lagi didasari nafsu, tetapi karena Allah. Hari-harinya dilewati dengan cintanya yg membara. Waktu-waktunya diselimuti dengan kerinduan untuk bertemu, tetapi tdk tahu kapan saatnya.

Dunia terus berputar, dan sang kala tidak pernah berhenti. Rindu dan cinta menjadi penyakit yang tak bisa disembuhkan, hingga akhirnya putri meninggal dunia. Kasih tak sampai.

Berita kematian putri didengar oleh pemuda itu. Tetapi dia tidak sanggup untuk melihat jenazahnya. Dia hanya bisa berziarah sesudah dimakamkan. Setelah pulang dari ziarah, malamnya dia bermimpi, seakan melihat putri berwajah indah mempesona. Kepadanya ditanya:”bagaimana keadaanmu? Apa yg kamu lihat sesudah kedatanganku?”

Putri menjawab: (syair)
‘seindah-indah cinta, wahai kekasihku adalah cintamu’
Yaitu cinta yg mengarahkan kebaikkan dan keindahan.

Pemuda : “kemana sekarang kamu kembali?”
Putri menjawab: (syair)
“menuju kenikmatan dan kehidupan yg kekal dan abadi, di dalam surga kelanggengan, di dalamnya ada kekuasaan yg tidak rusak”.

Pemuda itu berharap :”ingatlah aku di sana, sebutlah namaku di sana, karena aku tidak pernah melupakanmu”.

Putri menjawab:”tidak, demi Allah aku telah melupakanmu. Dengan melihat Wajah Allah, yg lain semuanya hilang dari ingatanku. Aku telah meminta untukmu kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu, agar bisa bersatu denganmu, maka bersungguh-sunguhlah kamu di dunia”.

Pemuda bertanya:”kapan aku bisa melihatmu?”
Putri menjawab:”kamu akan bertemu aku dalam waktu dekat”.

Setelah itu, tidak lama, hanya selang tujuh malam, pemuda itu meninggal dunia. Allah merahmati keduanya di dunia dan di akherat. Inilah cinta sejati, walau tidak bisa bertemu di dunia, walau tidak bisa bersatu di dunia, nanti akan bertemu di akherat. Yang penting, jangan kotori cinta dengan nafsu dan perbuatan yg menghinakan. Dasarilah cinta karena Allah. Cinta harus bisa mmenggairahkan hidup beragama, bukan sebaliknya malah melanggar norma agama. Orang bilang, cinta tak harus memiliki. Karena itu apapun alasannya tidak dibenarkan mencoba-coba melakukan perbuatan yang belum menjadi haknya. Bagi laki-laki, jgn bermain-main di wilayah wanita “ma bainar raqabah wa rukbah (antara leher sampai lutut). Bagi wanita jgn main-main di wilayah laki-laki “ma baina surrah wa rukbah (antara pusar dan lutut). Berbahaya jika diteruskan akan menjerumuskan kepada perzinahan.

Sumber:”Ada Apa dengan Wanita” (H. Jefri Al-Bukhori bin H. Imail Modal)

Minggu, 14 Agustus 2011

Putri kecilku


Bidadari kecilku (Inayatul Kautsar) kini sudah bahagia di surga. Engkau memang bukan milikku tapi kau adalah titipan dan anugerah yang indah yang pernah umi miliki. Umi pun sangat bersyukur karena Allah masih mengizinkan umi untuk memelukmu, menciumu, memandangmu, menyusuimu, walau hanya dengan waktu yang tak lama. Tapi umi bahagia sayang. Bila umi kangen,umi hanya bisa memandang wajahmu lewat foto dengan sedikit meneteskan air mata. Bagaimanapun juga dirimu pernah memberi kebahagiaan pada kelurga. Umi ihklas dengan yang telah terjadi, umi masih bisa bertahan dengan harapan yang masih ada, keluarga yang bijaksana dan abi yang begitu sayang sama umi dek. I love u anakku and I miss u, umi yakin kau selalu melihat kami di sini. Wajahmu yang mungil masih terekam di memori umi saat kau lahir, bahkan ketika kau diletakkan di dada umi, saat dirimu kutimang kau menangis dengan manjanya,, umi masih ingat nak. Semua seolah seperti mimpi, namun itu bukan mimpi tapi kenyataan, dirimu yang selama dalam rahimku, kulahirkan, sampai kau diambil lagi oleh Allah karena memang Allah begitu sayang padamu nak.

Sabtu, 30 Juli 2011

anakku sayang


Penantian yang begitu panjang dalam rahimku, semua ikut menanti akan kehadirannya yg diperkirakan lahir tgl 10 agustus 2011 ternyata waktunya maju, terasa mulas hari jum’at pukul 3 sore, padahal sempat masuk sekolah karena berencana cuti tgl 1 agustus 2011, tapi semua sudah dijadwalkan Allah anakku lahir, aku pun masih sempat melaksanakan sholat ashar dan maghrib berjama’ah dengan suamiku walaupun perutku sudah mulai mules-mules sejak asar akhirnya setelah maghrib aku dan suamiku berangkat ke bidan ternyata sudah buka 2, akhirnya kami pun menunggu disana dan suami memberi kabar pada keluarga di rumah. Lahir 29 juli 2011, hari jum’at pon jam 9 mlm, berat badan 3.2 kg, perempuan (Inayatul Kautsar).jum’at pon bertepatan dengan jadwal abinya menjadi khotib waktu itu saat sholat jum’at, saat itu pula eyang putri dan abinya setelah jum’atan datang ke majlis ta’lim. Kau lahir dengan selamat bahkan kau meninggalkan kesan yg begitu istimewa dan kau membuat kebahagiaan bagi semua yang memandangmu terutama keluargamu (abi,umi,eyang kakung dan putri, mbh buyut, khola dan ummah), bidan yg menolongmu begitu senang karena melihat kelincahanmu setelah lahir sayang. Tapi bulan sa’ban menjelang romadhon dia lahir dan diambil oleh sang Khaliq.Anakku sayang, kini kau berada di surga dengan bahagia tunggulah abi dan umi disana. Tanggal 30 juli 2011, pukul 7 pagi. Akupun bersyukur ya Allah karena Kau masih memberi kesempatan diriku untuk memeluk, menyusui, menciumnya, memandang wajahnya yang cantik dan lugu. Tapi karena semua itu titipanMu Kau pun berhak untuk mengambilnya. Aku ihklas ya Allah karena semua adalah yang terbaik,aku yakin Engkau tahu yg terbaik bagi hambaMu yang dhoif ini.